Terbang dari Jakarta ke Lombok terasa seperti melayang di atas lautan awan dengan puncak-puncak gunung yang megah yang tiba-tiba bermunculan seolah-olah menyentak saya dari lamunan. Banyak di antaranya adalah gunung berapi, ada yang aktif dan ada yang tidak aktif. Sebuah pengingat yang kuat bahwa di negara kepulauan yang dihuni oleh 270 juta orang ini, alam adalah ratu. Namun, saya tidak mengunjungi negeri itu hanya untuk mengagumi keindahan alamnya. Bersama Anna Bjerde, Direktur Pelaksana Operasi kami, saya memiliki misi untuk melihat bagaimana proyek-proyek Bank Dunia meningkatkan taraf hidup jutaan masyarakat Indonesia. Dan yang saya lihat di Indonesia adalah Bank Dunia yang beraksi.
SKALA
Saya terpesona dengan pemandangan sawah yang subur di Lombok Tengah, daerah dimana sebuah proyek irigasi yang didanai oleh Bank Dunia telah diterapkan. Lebih dari separuh sistem irigasi Indonesia didanai oleh Bank Dunia, dan mengubah irigasi dan pola bercocok tanam padi menjadi lebih baik.
Seperti yang dijelaskan dengan penuh semangat oleh Tara Perwitasari kepada kami, salah satu Spesialis Manajemen Sumber Daya Air Bank Dunia, mengoptimalkan penggunaan air melalui perbaikan sistem irigasi dan mendorong praktik pertanian yang cerdas iklim adalah kombinasi yang menguntungkan bagi para petani padi di Lombok.
Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) yang dibiayai bersama dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dan melibatkan lima kementerian berbeda ini bertujuan untuk meningkatkan layanan irigasi dan membuat pengelolaan irigasi lebih transparan. Proyek ini juga mendukung percontohan pertanian cerdas iklim (climate-smart agriculture/CSA), yang meningkatkan produktivitas dan pendapatan sekaligus menghemat air dan mengurangi emisi gas metana.
Seorang petani berbagi kisah yang mengharukan: Berkat proyek ini, pendapatan keluarganya meningkat tiga kali lipat, membuka peluang yang sebelumnya tidak terbayangkan, seperti pendidikan yang lebih baik untuk anak-anaknya. Menurutnya, proyek ini, bahkan membuat para suami memiliki waktu luang lebih banyak. “Suami saya biasanya menghabiskan sembilan jam yang melelahkan untuk mengairi sawah secara manual,” katanya. “Sekarang, dia melakukannya hanya dengan satu sentuhan sederhana di ponselnya. Saya ingin ada lebih banyak lagi hal seperti ini!”
Selain itu, petani di luar wilayah proyek mulai mengadopsi praktik-praktik CSA secara mandiri, terinspirasi oleh keberhasilan tetangga mereka. Ini adalah contoh bagaimana komponen-komponen kecil dalam sebuah proyek dapat membuat perbedaan besar.
DAMPAK
Salah satu momen paling inspiratif dalam kunjungan kami adalah menyaksikan dampak dari inisiatif pengurangan stunting yang menjangkau 85.000 desa di seluruh Indonesia. Inisiatif yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia (di 9 kementerian) dengan dukungan dari Bank Dunia (melalui Program for Results dan instrumen pinjaman lainnya), Global Financing Facility for Women, Children and Adolescents (GFF), dan Gavi, aliansi vaksin, tidak hanya mengesankan dalam hal skalanya, tetapi juga dalam hal dampaknya.
Setiap tahun, 8 juta ibu dan 15 juta anak menerima layanan kesehatan dan gizi esensial. Dan hasilnya berbicara dengan sendirinya. Antara tahun 2018 dan 2023, angka stunting nasional turun dari 30,8% menjadi 20,5%.
Menurut Spesialis Kesehatan Utama Somil Nagpal, salah satu TTL (Task Team Lead) dari pekerjaan yang membuat perubahan secara signifikan ini, bersama dengan TTL Anne Provo, Spesialis Gizi Utama: “Bank Dunia beruntung berada di posisi yang menginspirasi program tersebut dan berhasil mengidentifikasi bantuan yang tepat serta mendukung pemerintah dalam implementasinya. Mencegah stunting adalah investasi terbaik yang dapat dilakukan oleh suatu negara.”
Menurut Somil, yang membuat inisiatif ini berhasil adalah fakta bahwa tim Bank Dunia berhasil bekerja dengan lancar di berbagai sektor. Ini merupakan pencapaian luar biasa yang menunjukkan kekuatan kolaborasi (dimulai dari lingkungan sendiri), kemitraan, dan kepemimpinan pemerintah untuk sebuah tujuan bersama. Kementerian Kesehatan, yang berada di posisi terdepan, juga memanfaatkan secara maksimal dukungan implementasi langsung untuk membangun kapasitas stafnya. Dalam pertemuan kami dengan pemimpin Pemerintah Indonesia, Presiden Jokowi, menekankan bahwa kunci keberhasilan adalah memupuk semangat kompetisi yang sehat di antara 9 kementerian yang terlibat, dengan mengetahui bahwa setiap kementerian harus melaporkan kemajuan selama rapat koordinasi mingguan.
Dan jika pencapaian secara skala dan dampak saja tidak cukup, kecepatan juga menjadi sebuah pencapaian, pada peluncuran fase 2 dari proyek ini. Bayangkan hal ini: hanya butuh waktu 6 bulan bagi tim Bank Dunia dari saat inisiasi kegiatan hingga mendapat persetujuan Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia.
KECEPATAN
Dan, berbicara mengenai kecepatan, Mike Osborne yang berbasis di Jakarta, seorang Spesialis Pengadaan Senior, telah menjadikan kecepatan sebagai misinya - bersama dengan kualitas. Mike dan timnya telah mengambil pendekatan berbasis risiko terhadap portofolio yang mereka awasi dari sisi pengadaan. Dengan menggunakan data untuk memprediksi kebutuhan-kebutuhan dan mengidentifikasi proyek-proyek yang membutuhkan lebih banyak dukungan berdasarkan kinerja masa lalu.
“Kami tahu sektor mana, lembaga mana, negara mana [di kawasan ini] yang mengalami tantangan dalam implementasi, dan kami telah menggunakan data ini untuk memprediksi pada tahap dan bagian mana kebutuhan-kebutuhan tersebut. Model ini memungkinkan kami untuk mengidentifikasi proyek-proyek mana yang membutuhkan waktu persiapan paling sedikit dan proyek yang membutuhkan lebih banyak waktu dan dukungan langsung,” kata Mike.
Mike dan timnya juga menggunakan AI untuk membuat kerangka acuan kerja untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi terjadinya penundaan saat perekrutan konsultan-konsultan. Mereka mengandalkan teknologi baru untuk pelatihan yang lebih interaktif dan bahkan menggunakan chatbot untuk memungkinkan orang bertanya dan berinteraksi.
“Bank Dunia memiliki sekumpulan data yang dapat kami tanyai dan gunakan untuk berbagai tujuan. Salah satunya adalah untuk tujuan memprediksi risiko. Disamping itu, manfaat lainya adalah dalam pembuatan dokumen-dokumen yang digunakan secara berulang. Kami memiliki teknologi dan sekumpulan datanya untuk melakukan hal ini. Kami telah menunjukkan bahwa hal-hal diatas memungkinkan untuk dilakukan di wilayah ini dan bahwa menjalankannya memberikan banyak nilai tambah. Saya percaya bahwa meluncurkan inisiatif seperti ini akan memberikan dampak yang sangat besar,” ujar Mike.
Dan bagi saya, inilah yang dimaksud dengan Bank Yang Lebih Baik. Mengubah wawasan dan inovasi regional menjadi solusi yang lebih cepat, lebih besar, lebih baik, dan lebih cerdas yang berorientasi pada klien. Meskipun Indonesia menonjol karena besarnya skala operasi kami di negara ini dan sumber daya yang dimiliki pemerintah, ide-ide inovatif yang saya lihat dijalankan disana dapat diadaptasi dan direplikasi di tempat lain. Bayangkan berbagai kemungkinan yang dapat tercapai saat kita memanfaatkan inovasi-inovasi ini, tidak hanya di satu negara, namun juga di banyak negara lainnya.
Join the Conversation