Manusia, Planet, dan Perencanaan yang Saksama: Cara Pusat Pembelajaran (Learning Centers) di Indonesia Mendukung Pembangunan yang Bertanggung Jawab melalui Perlindungan untuk Masyarakat dan Alam

This page in:
Manusia, Planet, dan Perencanaan yang Saksama:  Cara Pusat Pembelajaran (Learning Centers) di Indonesia Mendukung Pembangunan yang Bertanggung Jawab melalui Perlindungan untuk Masyarakat dan Alam Pelatihan Pusat Pembelajaran Nasional tentang Keanekaragaman Hayati Laut di Makassar, Sulawesi Selatan, Mei 2022

Indonesia adalah negara yang jarang berdiam diri. Diberkahi dengan 25.000 spesies tanaman berbunga, 1.592 spesies burung yang unik, dan lebih dari 800 juta hektar hutan,  kekayaan keanekaragaman hayatinya tersebar di 17.000 pulau-pulaunya. Dinamika alam ini juga tercemin dalam perekonomiannya. Selama beberapa dekade terakhir, Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat, yang  berdampak besar pada pengurangan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup masyarakat.

Untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat memperkuat perlindungan lingkungan dan kemakmuran masyarakat adalah hal yang mungkin, namun membutuhkan perencanaan yang cermat dan pengawasan yang ketat. Jadi, bagaimana cara terbaik untuk mencapai keseimbangan ini? Salah satu bagian penting dari jawaban Bank Dunia adalah Kerangka Kerja Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social Framework/ESF), yang di antara berbagai fitur lainnya, berisi standar dan panduan yang jelas untuk desain dan pelaksanaan proyek.

Elemen inti dari Standar Lingkungan dan Sosial ESF, yang berlaku untuk semua investasi yang didanai Bank Dunia, adalah penyelesaian Analisis Dampak Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social Impact Assessment/ESIA). ESIA dilakukan pada awal semua proyek besar untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi dan menyusun langkah-langkah mitigasinya. Dengan demikian, ESIA berperan sebagai langkah pencegahan yang penting; serta membutuhkan waktu dan pengetahuan teknis yang cukup untuk melaksanakannya.

 

Pusat Pembelajaran: Memajukan pembangunan yang bertanggung jawab

Menyadari akan hal tersebut, Bank Dunia membentuk Pusat Pembelajaran inovatif untuk Keberlanjutan Lingkungan dan Sosial di berbagai negara di seluruh dunia untuk membangun kapasitas penerima pinjaman agar dapat melaksanakan ESIA secara efektif. Pusat-pusat pembelajaran ini mengadakan pelatihan yang dirancang khusus, dengan fokus untuk menangani isu-isu sektor tertentu dan untuk menanggapi tantangan lingkungan hidup yang spesifik di kawasan.

Jaringan pusat-pusat pembelajaran ini telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2017. Di samping kurikulum utamanya, pusat-pusat pembelajaran tersebut juga mengadakan berbagai pelatihan yang relevan bagi kebutuhan setempat, seperti konservasi keanekaragaman hayati, pengelolaan Masyarakat Adat, serta akusisi lahan dan relokasi yang mempertimbangkan aspek lokal. Tiga tahun lalu Pusat Pembelajaran Nasional (National Learning Center/NLC) didirikan untuk menyatukan semua pusat-pusat pembelajaran. NLC bertindak sebagai pusat pengetahuan (knowledge hub), memastikan bahwa pelatihan yang ditawarkan sejalan dengan praktik-praktik terbaik global dan tetap relevan bagi kebutuhan masyarakat Indonesia. Hingga saat ini, berbagai Pusat Pembelajaran di Indonesia telah melaksanakan pelatihan kepada 1.431 peserta dari sektor pemerintah dan swasta.

 

Menjaga Keberlanjutan: Pembangkit Listrik Tenaga Air Pumped Storage di Jawa Barat

Contoh utama bagaimana wawasan tersebut diterapkan dalam praktik nyata dapat dilihat di Proyek PLTA Upper Cisokan Pumped Storage. Berlokasi di Jawa Barat, pembangkit listrik energi bersih senilai 755 juta dolar AS ini merupakan yang pertama dari jenis ini di Indonesia. Dijadwalkan selesai pada tahun 2028, penyediaan tenaga listrik terbarukan yang andal dan kapasitas penyimpanannya berpotensi meningkatkan ketahanan energi Indonesia sekaligus berkontribusi pada tujuan Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 41 persen di bawah tingkat emisi standar tanpa intervensi pada tahun 2030.

Proyek yang didukung oleh Bank Dunia ini berada di dua sungai penting - Sungai Cisokan dan Sungai Cirumamis - dan kaya keanekaragaman hayati yang melimpah. Selain berbagai macam flora dan fauna asli, misalnya, daerah ini merupakan rumah bagi spesies yang terancam punah, termasuk Macan Tutul Jawa, Owa Jawa, dan Trenggiling Jawa.

Image Melindungi Macan Tutul Jawa, Owa Jawa, dan Trenggiling Jawa di tengah pembangunan PLTA pumped storage di Jawa Barat, Indonesia

 

Oleh karena itu, memastikan diterapkannya perlindungan lingkungan secara ketat menjadi prioritas utama. Proyek pumped storage yang mencakup pembangunan dua waduk yang saling terkait ini, harus menaati ESIA yang sangat rinci sebelum mendapat persetujuan dari Bank Dunia. Kunci keberhasilan penyelesaian ESIA ini adalah wawasan yang diperoleh oleh tim proyek melalui Pusat Pembelajaran Nasional (NLC). Dukungan ini membantu memastikan bahwa dampak dari pembangunan pembangkit listrik dan pengoperasiannya di masa depan telah dipagari oleh serangkaian mitigasi sosial dan lingkungan yang komprehensif. Hal ini mencakup ketentuan untuk perlindungan habitat, relokasi masyarakat, efisiensi sumber daya, pengelolaan lahan, pelestarian warisan budaya, dan keterlibatan pemangku kepentingan, di antara langkah-langkah manajemen proaktif lainnya.

 

Melihat ke Depan: Meningkatkan Kapasitas Nasional

Seiring dengan upaya Indonesia untuk terus mengejar pertumbuhan ekonomi, kebutuhan akan standar lingkungan hidup yang kuat akan terus meningkat. Bank Dunia memprioritaskan upaya peningkatan kapasitas lebih lanjut, dengan meneruskan pembangunan Pusat Pembelajaran dan inisiatif serupa di seluruh dunia. Hal ini merupakan bagian dari upaya Bank Dunia untuk mengarusutamakan dan memperkuat implementasi ESF, yaitu sepuluh langkah yang bertujuan untuk lebih mengandalkan penggunaan Kerangka Kerja Peminjam untuk manajemen risiko lingkungan dan sosial, memperkuatnya bilamana terdapat kesenjangan antara sistem nasional dan ESF, misalnya dalam hal penilaian dampak keanekaragaman hayati dan mitigasinya, serta membangun kapasitas nasional untuk menerapkan pengawasan yang kuat dalam pelaksanaan proyek.

Inisiatif pengembangan kapasitas seperti Pusat Pembelajaran ini merupakan salah satu bagian dari apa yang dibutuhkan. Investasi berkelanjutan dalam pelatihan, pemantauan lingkungan, dan penegakan hukum juga akan sangat penting untuk menjaga keanekaragaman hayati dan ekosistem sekaligus mengurangi ketidakpastian bagi bisnis.

Keberhasilan di berbagai bidang ini diharapkan dapat mendukung arah pembangunan Indonesia di masa depan, memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan perlindungan lingkungan dan sosial yang lebih besar, dan bukan sebaliknya. Tercapainya keseimbangan diantara kedua aspek tersebut merupakan tujuan dari Kerangka Kerja Lingkungan dan Sosial Bank Dunia.


David Kaczan

Senior Economist, World Bank

Feng Ji

Senior Environmental Engineer

Nicolas Sans

Lead Energy Specialist

Tim Martin

Biodiversity Advisor

Join the Conversation

The content of this field is kept private and will not be shown publicly
Remaining characters: 1000