Memperluas pertumbuhan ekonomi melalui pendalaman sektor finansial di Indonesia

This page in:
Indonesia digital finance Indonesia digital finance

 

Sejak awal tahun 2000-an, reformasi kebijakan dan kelembagaan di Indonesia berhasil memberikan kontribusi terhadap terwujudnya suatu periode stabilitas finansial dan membantu mengurangi dampak krisis COVID-19.  Periode 1990-an menjadi saksi perluasan kredit sektor swasta yang amat cepat, namun kemudian terurai dengan terjadinya Krisis Finansial Asia (Asian Financial Crisis / AFC). Kondisi AFC meninggalkan bekas-bekas luka mendalam dan mengarahkan fokus para pejabat berwenang kepada upaya-upaya untuk membangun kembali dan memodernisasi sistem finansial. Upaya ini mencakup restrukturisasi bank-bank, membentuk penjaminan simpanan di bank, menghentikan distorsi-distorsi terkait pendanaan pemerintah, dan meningkatkan pengawasan dan regulasi. Selain itu, reformasi kebijakan untuk pembangunan pasar modal, inklusi finansial,sistem pembayaran dan pendanaan risiko bencana menjadi unsur-unsur penting dalam agenda pengembangan sektor keuangan. Upaya-upaya ini menguatkan stabilitas sektor keuangan dan mempertahankan peran mendasar sektor keuangan dalam mendukung ekonomi riil, baik selama masa pandemi maupun periode pemulihan yang penuh ketidakpastian.

Namun demikian, Indonesia sebaiknya terus berupaya untuk mengembangkan sistem keuangannya, jika ingin mendobrak batasan negara berpenghasilan menengah. Seluruh negara berpenghasilan tinggi tumbuh dengan cara memperluas jangkauan, kedalaman, dan efisiensi sektor keuangan mereka. Sistem finansial yang mendalam akan mampu menyalurkan lebih banyak sumber daya untuk mendorong pertumbuhan yang lebih cepat dan lebih berkualitas. Namun, sektor keuangan Indonesia masih lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara sekelasnya, dan Indonesia masih tertinggal baik dalam hal efisiensi maupun inklusi. Pasar modal belum bisa menyediakan pendanaan yang memadai untuk investasi dan belum bisa menjadi alternatif sumber pendanaan diluar perbankan.

Gelombang baru reformasi akan membantu memperdalam sektor finansial. Laporan Prospek Ekonomi Indonesia Juni 2022 atau June 2022 Indonesia Economic Prospects menggambarkan beberapa pilihan. Ada empat langkah yang dapat memperdalam sektor keuangan (Bagan 1): (I) meningkatkan basis pendanaan sektor keuangan; (II) memperluas peminjaman dan meningkatkan penggunaan jasa keuangan; (III) memastikan bahwa simpanan digunakan untuk peluang investasi yang paling produktif dengan cara yang lebih hemat, cepat, aman dan transparan; dan (IV) mempertahankan stabilitas finansial melalui arsitektur sektor keuangan yang kondusif.

 

Bagan 1: Konsep kerangka kerja atas peluang-peluang untuk memperdalam sektor keuangan

Image

 

Untuk memperluas sumber pendanaan bagi sektor keuangan, akses digital dan pertumbuhan investor kelembagaan harus diprioritaskan.  Jasa keuangan yang bergantung kepada teknologi digital untuk penyaluran dan pengunaan oleh pelanggan dapat memainkan peran penting dalam memperluas sumber daya pendanaan dengan mengurangi biaya, meningkatkan kecepatan, transparansi, keamanan dan meningkatkan ketersediaan jasa yang lebih disesuaikan bagi masyarakat miskin. Perluasan skala investor kelembagaan (yakni dana pensiun, perusahaan asuransi, reksa dana) dapat membantu menyalurkan sumber daya permodalan yang penting untuk melengkapi peminjaman oleh bank serta meningkatkan keberagaman sumber daya pendanaan melalui pasar modal.

Sangat penting untuk memperluas peminjaman dan meningkatkan penggunaan jasa keuangan, produk dan jasa untuk  perseorangan dan usaha kecil dan menengah  serta pengembangan keuangan hijau. Rekening tabungan dasar dan jasa jaringan perantara sudah berhasil diperkenalkan dengan baik di Indonesia. Akan tetapi, memperluas aliran pembayaran yang bervolume besar dan berulang (yakni pembayaran dari pemerintah kepada perseorangan, pembayaran listrik/ air, gaji pegawai, dll.) dapat semakin mendorong akses dan menjangkau mereka yang belum tersentuh dan terlayani. Pinjaman digital dapat mengurangi atau menghilangkan ketergantungan pada aset tetap sebagai jaminan dan dapat menjangkau usaha skala kecil dan menengah yang tidak memiliki sejarah pembiayaan kredit formal. Pengembangan pasar keuangan hijau dapat memainkan peran utama dalam memfasilitasi investasi, baik dalam maupun sebagai transisi yang mengarah kepada ekonomi yang lebih berkesinambungan.

Keuangan digital, persaingan, dan infrastruktur finansial memegang peran kunci dalam mendorong alokasi sumber daya sektor keuangan yang lebih efisien. Pertama, keuangan digital dapat meningkatkan efisiensi dengan cara menumbuhkan pendanaan dalam skala besar dan memperluas diversifikasi risiko melalui rancangan produk yang inovatif, melalui perpaduan  teknologi baru dengan perbaikan model data. Kedua, diperlukan peningkatan persaingan. Sistem perbankan didominasi oleh beberapa pemain yang memiliki kekuatan pasar. Bank milik negara memliki peran penting dalam melayani usaha milik pemerintah maupun usaha skala kecil dan menengah, dan penetapan harga tidak selalu mencerminkan risiko. Ketiga, infrastruktur keuangan yang mapan mendukung sektor keuangan yang efisien. Di Indonesia, hal ini berarti sistem informasi kredit yang lebih efektif, pendaftaran jaminan bagi lembaga-lembaga finansial sehingga dapat memperluas jangkauan di luar penggunaan aset tidak bergerak sebagai jaminan, mekanisme kepailitan yang lebih efektif yang mampu diakses oleh badan usaha yang lebih kecil, serta mekanisme perlindungan konsumen yang lebih kokoh.

Terakhir, untuk menjamin stabilitas keuangan, perlu dikembangkan arsitektur finansial yang kokoh. Pengawasan terpadu atas konglomerat keuangan, perlindungan hukum terhadap pegawai pengawas, serta koordinasi antar lembaga dalam pengelolaan krisis menjadi penting. Terlebih lagi, penilaian dan pengelolaan risiko terkait iklim dalam sektor keuangan semakin menjadi prioritas utama.

Apa yang dapat dilakukan untuk menjawab berbagai tantangan dan meraih peluang-peluang yang ada? Beberapa langkah signifikan sudah diambil, di antaranya dengan penerapan UU No.4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, yang membuka jalur bagi pendalaman finansial serta penguatan efisiensi dan ketahanan keuangan. Hal ini sejalan dengan tiga pilar strategi reformasi untuk memfasilitasi pendalaman sektor keuangan Indonesia yang dipaparkan dalam laporan June 2022 Indonesia Economic Prospects, yang menitikberatkan pada peningkatan permintaan dan persediaan dana, memperbaiki alokasi sumber daya melalui sektor keuangan dan memperkuat kapasitas untuk dapat menahan goncangan-goncangan finansial maupun non-finansial.

Peran sektor keuangan menjadi semakin penting saat ini, terutama dengan latar belakang prakiraan kondisi ekonomi global yang menurun, ketidakpastian yang semakin tinggi, dan kondisi pendanaan eksternal yang semakin ketat. Indonesia memiliki sejumlah pilihan kebijakan untuk memperdalam sektor keuangan, yang akan berperan sangat penting dalam memajukan agenda pembangunan negara. 


Authors

Francesco Strobbe

Lead Financial Sector Economist

Owen Nie

Economist, The World Bank

Join the Conversation

The content of this field is kept private and will not be shown publicly
Remaining characters: 1000